Madalena (2021)

Tubuh yang patah dalam gaun putih, terbaring tak bernyawa di ladang kedelai yang bergoyang. Gambar tubuh yang tidak bergerak ini memberikan muatan ekstra untuk segala sesuatu yang berikut. Marcheti mengikuti tiga protagonis secara bergantian. Mereka tidak mengenal satu sama lain, tetapi semuanya terhubung melalui Madalena. Luziane, nyonya rumah klub, mengetuk pintunya demi uang. Cristiano yang kaya memeriksa hamparan luas ladang kedelai untuk ayahnya yang menuntut. Wanita trans Bianca dan pacarnya membagi barang-barang Madalena di antara mereka sambil mengenang. Marcheti merekam film di wilayah agraris tempat ia dibesarkan, menangkap dengan bakat visual yang hebat di bagian pedesaan Brasil yang sebagian besar belum difilmkan ini. Tempat di mana mesin pertanian besar merangkak seperti monster melintasi lanskap dan sudut terjauh hanya diketahui oleh drone. Sebuah dunia yang juga dapat mengambil aspek seram – sekarang dan kemudian, Marcheti inventif memberikan twist menakutkan bahkan untuk adegan yang paling sehari-hari. Madalena di atas segalanya adalah jendela di dunia yang semakin tidak terkendali. Tetapi Marcheti juga jelas membuat pernyataan tentang negaranya, yang memiliki tingkat pembunuhan tertinggi terhadap orang-orang transgender di dunia. Permohonan untuk empati, bukan kasihan.